Thursday, July 17, 2008

Asma

Asma merupakan penyakit kronik karena penyempitan lubang saluran pernafasan yang berlebihan. Asma dapat terjadi pada segala umur.

Namun penyakit ini lebih banyak diderita anak-anak karena faktor genetis atau keturunan yang dipicu oleh kondisi lingkungan yang mendukung terjadinya asma.

Secara umum asma yang memiliki gejala batuk, nafas sesak, nafas berbunyi, sesak, dada sakit, nafas pendek, biru pada bibir dan lidah, gelisah yang bersifat musiman dan lebih menonjol pada malam hari. Selain genetis, asma bisa terjadi karena peradangan, inflamasi, perubahan cuaca, polusi (terutama SO2) dan udara yang kotor.

Adapun faktor pencetus asma diantaranya adalah allergen alias penyebab alergi, seperti debu, bulu binatang, kapuk, dan makanan. Asap, seperti, rokok, obat nyamuk bakar atau elektrik), asap dapur, hair spray dan deodorant. Infeksi saluran nafas atas dan bawah, seperti flu dan sinusitis. Perubahan cuaca seperti, permulaan musim hujan, akhir musim hujan, dingin dan hujan berkepanjangan. Kegiatan jasmani seperti, berlari, naik sepeda, berenang dan kegiatan lain yang tidak proporsional. Masuknya isi lambung ke saluran pernafasan, emosi psikis dan stress, atau kombinasi dari masing-masing pencetus.

Untuk menghindarkan faktor pencetus asma, usahakan kamar tidur menggunakan busa yang ditutup dengan plastik atau kantong vinil. Sprai, sarung bantal dan selimut harus lebih sering dicuci. Bersihkan lantai dan perkakas dengan lap basah setiap hari. Secara rutin cuci tirai dicuci setiap dua minggu. Keluarkan dari rumah mebel yang dilapisi kainpenutup dan karpet apabila barang-barang tersebut mau dibersihkan.

Agar pakaian bersih tidak berdebu, bungkus pakaian yang tidak terlalu sering digunakan. Hindarkan menempatkan rak, buku dan majalah di kamar tidur, kamar belajar dan ruang keluarga.

Untuk mengobati penyakit ini, dokter biasanya memberi beberapa jenis obat, sesuai dengan kebutuhan. Diantaranya, teofilin, bricasma, meptin, alupent, quibron, ventolin dan spiropent untuk melebarkan saluran pernafasan. Preduson, kenacort dan urbason untuk mengurangi bengkak di saluran napas.

Untuk mencegah serangan asma berulang, dokter juga biasa memberi obat anti inflamasi seperti inflamide, becotide, flexotide dan pulmicort. Dokter kadang juga memberi obat pelebar jalan napas seperti meptin atau volmax. Juga bisa diberikan obat anthitistamin generasi II/III seperti profilas. (Purwanto – TEMPO News Room)

Saturday, July 12, 2008

Efek Samping Duduk Lama di Depan Komputer

Semakin sering duduk didepan komputer, makin rentan Anda untuk terjangkit lelah fisik, mental dan sulit tidur. Demikian hasil riset sebuah tim kesehatan dari dari Universitas Chiba, Jepang.

Saat ini komputer merupakan perangkat elektronik yang lazim digunakan di berbagai lapangan pekerjaan, tapi hanya sedikit informasi yang diketahui mengenai bahayanya duduk lama didepan alat canggih tersebut. Untuk mencari tahu soal itu, Dr. Tetsuya Nakazawa dan beberapa orang rekannya melakukan survey terhadap 25 ribu pekerja kantoran yang biasa bekerja di depan komputer.

Hasilnya para pekerja kantoran banyak mengeluh tentang sakit kepala, mata lelah, sakit para persendian, dan pegal di bagian bahu. Selain itu mereka juga juga banyak merasakan gejala mental, seperti lethargy atau sejenis alergi pada zat tertentu, kecemasan dan keengganan untuk berangkat ke tempat kerja. Serta terkena insomnia atau susah tidur. Kepenatan yang luar biasa itu kebanyakan menimpa para pekerja yang menghabiskan waktu lebih dari lima jam per hari di depan layar komputer.

"Hasil survey ini memperlihatkan bahwa berapa lamanya waktu anda didepan komputer dalam sehari, sangat berpengaruh pada tingkat kesadaran diri seseorang. Dan tindakan pencegahan dari kerusakan mental dan gangguan tidur adalah meminta anda untuk mengurangi waktu duduk didepan komputer. Tidak lebih dari lima jam per hari," demikian bunyi laporan penelitian tersebut. (CNN/D.A Candraningrum)

Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template